Danketeguhanmu adalah lurusnya (sasaran) anak panah.”. Dalam riwayat yang lain, ‘Katakanlah: Allahummaa innii as-aluka al-huda wa as-sadad’. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah dan keteguhan”. Ma’asyiral mukminin, Renungkanlah doa yang agung ini. Doa yang diajarkan oleh Nabi Anda, Muhmmad ﷺ. NAFAS LAM JALALLAH Yang sebenar benarnya AKU itu nyata pada DIRIMU, kepada Sifat yang disifatkan, Maka karamkanlah DIRIMU dalam lautan tidak bertepi itu niscaya yang ada bukan lagi ENGKAU atau AKU MU tetapi AKU DZAT yang melahirkan segalanya, Aku dalam rupamu Yakni SifatKu Yang Nyata dalam KelakuanMu, Engkau Tiada UPAYA dan KEKUATAN untuk melakukan segala gerak itu malahan Engkau melakukan atas Kurnia dan Rahmatku semata-mata Kenapa engkau masih merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata, Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat dan IradatKu, Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu, Tanpa itu Engkau Tiada, Aku sengaja menyatakan DIRIKU padamu dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu. Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahwa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu, Ketahuilah bahwa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima PemberianKu dengan kasih dan sayangKu akan kupersembahkan sedikit rahasia tentang DIRIKU pada MU …sebenarnya lafas ALIF-LAM-LAM-HA mengandungi seribu satu rahasia tersirat, hanya yang mengaji dan mengkaji jualah yang mengerti rahasia sebenarnya, Kata Para Wali dan Alim Ulama bahwa lafas ALLAH inilah yang sebenar-benarnya rahasia, terletak ia didalam dirimu . 1 LA Lam Alif Ucapan bagi Tubuhmu, menjaga kulit dan bulumu, Qalbi kepada Baitullah . 2 ILAAHA Alif Lam Ha Ucapan bagi Hatimu, penjaga daging dan darahmu, Qalbi kepada Baitul makmur . 3 ILLA Alif Lam Alif Ucapan bagi Nyawamu, penjaga urat dan tulangmu, Qalbi kepada Arasy . 4 Allah Alif lam Lam Ha Ucapan kepada Rahasiamu, penjaga urat dan sumsum Mu, Qalbi kepada Allah – – – – – – – – – – – – – – – Tarik nafas guna hidung dengan kalimah HU, kemudian tahan, disaat menahan baca dalam hati kalimah ini “USALLI LAM JALALLAH, Ruh aku ruh Allah, rahasiaku rahasia Allah, kedudukanku mengadap kiblat baitullah, ALLAH HU LAA ILAAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASULULLAHI” kemudian hembuskan nafas dgn mulut dengan kalimah ALLAH, amalkan 2x dalam 24 jam, siang 1x, malam 1x – – – – – – – – – – – – – – – ALIF itu adalah AHDIAH DZAT LA TAAYUN pun aku, SIRRULLAH pun aku juga, Inilah ASAL NIAT yang tiada huruf dan tiada suara, Inilah USALLI artinya Aku sifatnya NAFSI WUJUD . Adapun ALIF itu dalil menyatakan maknanya DZAT, mertabat INSAN dan AHADIAH, Dengan kebesaran ALIF ini maka jadilah LAM yakni dengan kebesaran dan kekayaan SIFAT DZAT, Artinya ESA pada pihak TANZIL . LAM AWAL atau ALIF DIATAS Adapun ALIF DI-ATAS itu dalil menyatakan SIFAT huruf ALIF diatas, Maka jadilah LAM AWAL maknanya SIFATKU SEMATA-MATA, mertabatnya WAHDAH Yakni TA’AYUN AWAL, Artinya NYATA AKU YANG PERTAMA Yakni TAJALLI SIFATKU Allah, Menjadi NUR MUHAMMAD – AIN SABITAH – WUJUD IDHAFI – INSAN KAMIL pun aku juga, Menanggung NamaNya ALLAH, Inilah asal yang sebenarnya SIFAT MAANI . LAM AKHIR atau ALIF DIBAWAH Adapun ALIF Di-bawah itu dalil menyatakan ASMA’KU, Huruf ALIF dibawah menjadi LAM AKHIR maknanya ASMA’ Martabat WAHIDIAH yang bernama ALLAH Yakni TA’AYUN TSANI, Artinya NYATA YANG KEDUA Maka Tajallilah RUH ADAM dengan kebesaranku, kelimpahan Ruh inilah menjadi Tubuh Adam daripada huruf Alif Di-Atas . Maka huruf ini Maknanya DZAT ALIF Di-Atas Maka jadilah LAM AWAL, Maknanya Sifat ALIF dibawah Maka jadilah LAM AKHIR maknanya ASMA’ ALIF didepan Maka jadilah maknanya AF’AL, Maka 4 huruf itu adalah empat Sifat ALIF LAM LAM HA – – – – – – – – – – – – – – – Pertama RUH JASMANI Yaitu TUBUHKU Yakni DIRI TAJALLI . Kedua RUH RUHANI Yaitu HATIKU Yakni DIRI TERPERI . Ketiga RUH IDHAFI Yaitu NYAWAKU Yakni DIRI YANG TERPERI . Keempat RUH AL-QUDDUS Yaitu RAHASIAKU Yakni DIRI YANG WUJUD – – – – – – – – – – – – – – – Maka Adapun Nama ALLAH itu jadi TUBUH padamu, Tubuh kepada ALLAH itu jadi NYAWA padamu, Hati kepada Allah itu jadi NYAWA kepadamu, Nyawa kepada Allah itu jadi RAHASIA kepadamu . Maka Adapun yang bernama TUBUH itu PERBUATAN yang datang daripada HATI, Perbuatan Hati datang daripada Nyawa, Perbuatan Nyawa datang daripada Rahasia, Perbuatan Rahasia datang daripada AF’ALKU Allah . Maka Adapun yang bernama MATA itu ialah untuk MELIHAT, dan orang yang melihat itu tempatnya pada MATA HATI pada JANTUNG, Didalam Jantung ada FUAD, Didalam Fuad ada CAHAYA, Didalam Cahaya ada RAHASIA, Didalam Rahasia itu adalah Seperti Firman Allah yang berbunyi “Al Insanu Sirri… Wa Ana Sirruhu, Insan itu adalah rahasiaKu dan Akulah rahasianya” INNI ANA DZATULHAQQ INALLAH INNI ANA SIFATULHAQQ INALLAH INNI ANA ASMAULHAQQ INALLAH INNI ANA AFAALULHAQQ INALLAH TIADA SATU NAFAS PUN TERLEPAS DARIPADAKU MELAINKAN DI SITU PULA ADA QADAR YANG BERLAKU DI ATAS MU, karena hakikat nafas itu adalah penyatuan antara pencinta dengan yang dicintai, inilah yang dikatakan makna sholat yang berkekalan, sebab sholat itu adalah MIKRAJNYA bagi orang yang mukmin, maka dari itu ikutilah gerak nafasmu sampai kepada yang dicintai yaitu Allah, inilah peringkat yang terpuji karena pada peringkat inilah yang dikatakan “SHOLATLAH ENGKAU KEPADA DIRIMU SENDIRI, SEBAB YANG ADA PADA DIRIMU HANYALAH PENYEMBAHAN PADA DIRIMU, TIADA LAIN DIRIMU ITU MELAINKAN DIRIKU JUA ADANYA” ============================ Maksudnya ialah tukarlah arah pandanganmu atau hadapmu dari Kiblat Kaabah kepada yang Haq, lakukan ini semasa turun naiknya Nafas, ITULAH SHOLAT YANG BERKEKALAN, maka dari itu turun naiknya nafas mu disebut dengan “ASH0LATU DAIMULHAQ” maksudnya adalah SHOLAT DIAM tetap tanpa gerakan, dilakukan terus menerus sepanjang hidup, itu jugalah yang disebut SHALAT ABADI karena menuju ALAM KEABADIAN ============================ NIATNYA dalam hati mu adalah SH0LAT DAIM UNTUK SELAMA HIDUP, karena BERDIRI itu adalah hakikatnya HIDUPmu, RUKUK itu adalah hakikatnya PENGLIHATANmu, IKTIDAL itu adalah hakikatnya PENDENGARANmu, SUJUD itu adalah hakikatnya PENCIUMANmu, BACAAN AYAT itu adalah hakikatnya UCAPANmu, DUDUK itu adalah hakikatnya IMANmu, PUJIAN itu adalah hakikatnya KELUAR MASUK NAFASmu, DZIKIR itu adalah hakikatnya INGATANmu, KIBLAT itu adalah hakikatnya RENUNGANmu, jadi FARDHU itu adalah hakikatnya MENJALANKAN YANG WAJIB LANTARAN KUDRATku, PASRAHnya engkau KEPADA DZATku yang maha HIDUP, KARENA YANG DEMIKIAN ITU TELAH BERDIRInya engkau PADA ZAT, SIFAT dan PERBUATANku ============================ inilah Al Qur’an sejati, sebagai tanda HAKIKAT semua SH0LAT, inilah HAKIKAT SH0LAT DAIM yakni sholat yang sejati, tanpa dihalangi waktu, tidak mempunyai hitungan rakaat, SH0LAT DAIM inilah yang boleh sambil kerja, duduk dengan berdiri, berdiri dengan duduk, lari dengan berhenti, membisu dengan bercerita, bepergian dengan tidur, tidur dengan terjaga seperti itulah ibaratnya, sebab HAKIKAT SH0LAT DAIM itu tanpa SUJUD dan RUKUK, yakni hanya berada dalam RASA HIDUPmu semata ============================ Inilah Sholatul Daim yang dinamakan Sholat yang berkekalan, Wahdah Fil Kasrah yaitu pandang satu kepada yang banyak, maka yang dinamakan Nafas itu yang keluar masuk daripada mulut, maka yang dinamakan Nupus itu yang keluar masuk daripada hidung, maka yang dinamakan Tanapas itu yang keluar masuk daripada telinga, maka yang dinamakan Ampas itu yang keluar masuk daripada mata, maka Napas itulah yang menuju kepada HAQ, karena itu hendaklah engkau ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Ghaibul Ghuyub, karena itu adalah salah satu daripada ibadahnya Muhammad ============================ Nafas masuk HU-Muahammad, Nafas tertahan HU-Ahmad, Nafas keluar HU-Ahad, Maka amalan inilah yang dinamakan Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah, dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah, Dari Allah mengerakkan Ruhaniah,dari ruhaniah mengerakan Al-Hayat, dari Al-Hayat menggerakkan nafas dan dari nafas menggerakkan jasad dan pada hakikatnya itu Allah jua yang menggerakkan sekaliannya sebagaimana firmaNya “Ya Muhammad, bukanlah engkau yang melontar ketika engkau melontar, akan tetapi Allah lah yang melontar ketika engkau melontar” ============================ Jadi pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba, tetapi pada pandangan mata hati adalah perbuatan Allah jua adanya, itulah yang dikatakan hubungan antara hamba dengan Allah dan Allah dengan hamba ialah umpama matahari dengan cahaya yang tidak bersekutu atau bersatu dan tidak bercerai antara cahaya itu dengan zat matahari, Cahaya itu bukan matahari dan bukan lain daripada matahari, Contoh yang lain pula seperti api dengan asap, asap itu menunjukkan adanya api dan asap itu bukan api dan tidak lain daripada api yang tidak bercerai dan tidak bersekutu, begitulah juga hamba dengan Allah, tidak bercerai dan tidak bersatu, maka ketika itu akal kita akan berkata “Alangkah ajaibnya, bagaimana boleh berhimpun kedua-duanya hamba dengan Allah yang berlawanan padahal kedua-duanya tidak sah berhimpun antara satu sama lain.” Sebagaimana di isyaratkan Nabi Artinya “Tidak bercerai antara nafi dan isbat, siapa yang menceraikannya kafir, siapa yang menyatukanNya kufur” ============================ Kata pepatah “Tak kenal maka tak cinta, tak cinta maka tak dekat, tak dekat maka tak belajar, tak belajar maka tak mengerti, tak mengerti maka tak paham, tak paham maka tak mengetahui, tak mengetahui maka tak berkata, tak berkata maka tak merasa, tak merasa maka Lenyaplah manusia, karena Rasa dirasa adalah sama, tidak terpisah dari dahulu kala, hanya nafsu menutup pintunya, sungguh Dia telah lama bertahta disana, dicarinya Dia jauh dibalik gunung, tidak disadari dirinya meraung, menjerit-jerit minta di tenung, supaya bertemu kekasih yang dikandung” KESEMPURNAAN DIRI —————————– Ketahui RAHASIA ini “Barang siapa tidak mengetahui tentang ilmu pernafasan maka dia tidak akan mengetahui, Syahadat, Istinja, Junub dan janabat” __________________________________ Walaupun dia ahli Fikih.. ahli Tauhid.. ahli Tasawuf.. kalau masih belum mengenal ilmu hakekat diri yang asli yaitu “turun naik nafas” , dan masih berpegangan kepada nama dan bacaan maka masih belum sempurna ilmunya yang Haq __________________________________ “MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHAU KAFIRUN” Barang siapa menyembah Nama tiada mengetahui yang punya nama orang itu kafir __________________________________ “MAN ABDAL ISMU’U NAL MA’NA FAHUA BATILUN” Barang siapa menyembah nama tiada mengetahui nama hukumnya batil yaitu sia-sia belaka __________________________________ Jadi bukan nama, bukan bacaan namun yang lebih wajib adalah hakekat asal kejadian diri kita yang sebenar-benarnya __________________________________ Ketahuilah RAHASIA ini “Ujud Allah yaitu nafas yang LAISA, tidak ada umpamanya, Karena Allah itu hanya nama kebesaran diri nabi kita MUHAMMAD __________________________________ Kita harus sungguh-sungguh mengenal diri dzahir dan batin, Barang siapa tidak mengenal Allah dari awalnya.. Barang siapa tidak mengenal Allah dari akhirnya… Barang siapa tidak mengenal Allah dari dunia dan akhirat.. Barang siapa tidak mengenal Allah dari hidupnya.. Niscaya tidak mengenal juga di negeri akhirat __________________________________ Apabila kita mampu Mengenal Diri kita yang sebenar-benarnya, maka kita tidak terdindingi dengan Nabi kita MUHAMMAD karena tiada lain diri kita bertubuh NUR MUHAMMAD dzahir dan bathin __________________________________ Barang siapa kenal dengan dirinya tentu kenal dengan Rasullullah PASTI, akan melihat kebesaran Jalal dan Jamalnya Rasullullah Itulah nama kebesaran ALLAH yang disebut SUBHANAHUWATA’ALA, Yang tidak lain adalah diri “HU.. “ diri nabi kita Muhammad Itulah yang sebenarnya LAISA bernama HUAJIBUL UJUD __________________________________ “yang dikatakan laisa kamislihi itu sudah jelas, pandang yang banyak pada yg Esa.. pandang yang Esa pada yang banyak.. bukan dengan pandanganmu.. namun pandangan-Nya..bukan dengan rasamu namun dengan rasa-Nya” __________________________________ Kosong itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud, Tajjali sendiri menjadi Nur Muhammad bernama titik zarrah, Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya alam semesta __________________________________ Kosong nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita, Titik adalah rahasia Nabi kita Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu Dua nama satu wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya, Alif waktu keluar nafas kita, kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala, semata-mata asma dan af’al __________________________________ Kembali dari asalku dzahir dan batin, Asal Alif dari pada bapak Hak Allah, Jadi tubuh kita HAKULLAH sudah diterima oleh ibu, Kenyataannya, nama dan yang punya nama memuji nama, Jadi yang berkata dan yang bersuara Nur Salasia’ Itulah nama Allah yang ter-rahasia, Itulah yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100 __________________________________ ALLAH adalah Kalamullah dan Qadim.. MUHAMMAD adalah kamulah dan qadim.. Dua nama tidak terpisah.. satu kesatuan __________________________________ Kalau dua nama dikatakan terpisah, Maka.. Binasalah akidahnya.. Binasalah imannya.. Binasalah islamnya.. dan binasalah ihsanya… __________________________________ akan termasuk orang yang jahil… juga Yang mengatakan Nur Muhammad Muhadast Binasalah amalnya, Binasalah segala perbuatannya.. Beribadah seperti musyrik saja.. __________________________________ Maka.. Sangat perlu dipahami lagi, Hakekatnya dua nama itu dua wujud atau satu wujud…? __________________________________ Bahwa, HU… Didalam ilmu Makrifat dinamakan ISMUL JALALLAH, yaitu nama tentang keadaan Maha Tunggi yang awal-awal telah ada dengan sendirinya, yaitu yang LAISA adanya. __________________________________ Bahwa, HU.. Didalam Ilmu Hakekat bermakna tentang keadaan yang Maha Esa yang awal-awal telah ada. __________________________________ Bahwa, HUWA.. Adalah diri Muhammad AHMAD yang awal-awal telah ada yakni Al Insanul Kamil yang Maha Suci. __________________________________ Keadaan Allah yang sebenarnya ini sungguh-sungguh sangat dirahasiakan, Bahwa Allah hanya nama Kebesaran Puji bagi Al Insanul Kamil … “AINUL MUHAMMAD” Berpeganglah pada pendirianmu… tetap… jangan berubah lagi.. sampai akhir hayat. __________________________________ Yang menjadi pokok pembahasan ilmu Makrifat pada mulanya adalah dari surah Al-Iklas “QULHU ALLAHU AHAD…” Dimaknakan mejadi “Katakan hai Muhammad Allah itu Esa” Dari makna inilah timbul pendapat bahwa Muhammad Rasulullah itu manusia biasa, atau pesuruh Allah di dunia untuk menyelamatkan manusia dari pada kemusyrikan dan kemunafikan. __________________________________ QUL + HUWA = berkata HUWA domirnya ialah ANTA, kalau Anta tidak ada maka tidak ada yang menyatakan “Qulhu Allahu Ahad” __________________________________ Maka, Anta dalam Ilmu Makrifat ada dua makna yaitu – 1. Anta yang Dzahir 2. Anta yang Batin __________________________________ Adapun Anta yang dzahir adalah Al Insan Nabi kita Muhammad SAW, maka insan itu adalah alat komunikasi atau sebagai jarum jam diri orang Mukmin yang bergerak setiap detik, Tiada huruf dan tiada suara, di ingat tidak di ingat, bergerak terus memuji DiriNya sendiri, 1X24 jam = pujiNya, di ingat atau tidak di ingat __________________________________ Adapun Anta yang Batin yakni Sirrul Insan adalah Muhammad SAW jua, maka HUWA dan ANTA hanya satu saja yaitu Huwa Muhammad atau Huwa Ahmad, Anta Muhammad dinamakan Mubtadi yaitu kalimat yang menjadi pokok perhatian di dalam Ilmu Makrifat __________________________________ Dan Allah itu dinamakan Kabar Awal yaitu Kabar pertama menerangkan tentang keadaan HUWA, Sedangkan Allah Tuhan kabar yang umum pada yahudi dan nasranipun memakainya, namun Al-Quran menerangkan dengan kalimat “WAMA HUM BI MU’MININ” Dan tiadalah mereka itu orang yang beriman” __________________________________ Sebenarnya karena mereka tidak yakin dengan kalimat syahadat “WA ASHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH” __________________________________ Tahukah kalian…, Bahwa didalam kitab Nasrani sekarang nama Allah sangat banyak disebutkan, demikian pula “HU” ada 6000 lebih banyaknya. Dan bagi kita, kitab itu tidak bisa di imani karena nama nabi Muhammad SAW telah di hilangkan __________________________________ Maka demikian juga bila kita ada mengenal ilmu batin yang hanya mengenal Allah saja dan tidak mengenal Nabi Muhammad SAW, itu sama saja dengan ilmu batinnya Yahudi dan Nasrani __________________________________ Ingat ..!! – Bukan kita menghilangkan nama Allah sama sekali, bahwa Allah tetap ada, namun yang dikenal dengan Allah hanya Rasulullah SAW. __________________________________ Inti Makrifat adalah mengenal diri yang sebenar-benarnya, Bahwa kita berasal dari Allah Qadim kemudian kembali kepada Qadim Allah, dengan kalimat INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJI’UN __________________________________ 3 faktor penting dalam Makrifat adalah – PERTAMA La ta’yin = Belum ada ketentuan Ahadiyah = Maha Tunggal Dzatul Buhti = Dzat yang kekal – Penjelasan Disini Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang.. Dia-lah Tuhan yang maha suci dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi. Bahwa manusia sudah ada sejak dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya, Bahwa kita sudah berada dalam rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada nampak maka kita belum juga di tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia Allah tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan __________________________________ KEDUA Ta’yin awal = Ketentuan yang pertama Wahdah = Tunggal Hakekatul Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada – Penjelasan Disini Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu titik didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata ALASTU BIRABBIKUM? Maka di jawab dengan BALA SYAHIDNA Setelah pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata “Saat ini Aku akan mengambil empat anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita menjawab dengan kalimat LA HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’ – Setelah itu diambillah – Dari Rahasia dijadikan Api – Dari Ruh dijadikan Angin – Dari Hati dijadikan Air – Dari Tubuh dijadikan Tanah – Maka jadilah Alam semesta dengan segala isinya, Selanjutnya “titik” itu mengembang menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF. __________________________________ KETIGA Ta’yin tsani = Ketentuan kedua Wahdiyah = Mentauhidkan Hakekatul Adam = Asal mula manusia – Penjelasan Bahwa Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada, Disini Allah seumpama laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha suci lagi maha tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang, adapun gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya. – Bahwa Ketiga martabat diatas semuanya adalah Qadim, Yang terdahulu atau terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu. Ketika kita mengatakan Ahdah maha tunggal, Wahdah tunggal, Wahdiyah menunggalkan Atau.. Ketika kita mengatakan La Ta’yin belum tentu, Ta’yin awal sudah tentu, Ta’yin tsani ketentuan berikutnya Maka.. Ketiga martabat itu semua adalah Qadim. – Sedangkan yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun karena sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu gelombang titik, maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang dinamakn ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan. __________________________________ Mengertilah akan hal ini betul-betul.. Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari, Bahwa tiada terpisah kita dengan Allah SWT, Dari awal yang tiada berawal hingga akhir yang tiada berakhir, Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna, __________________________________ Nur Salasiah itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena kedzahiran nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi kita umat Rasulullah SAW. “Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan ikhtibar saja, Rasulullah SAW itu U’ Ahad __________________________________ Ke dzahiran kita manusia Muhammad namanya, Laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, tiada lain adalah dari satu titik noktah, Itulah yang dikatakan satu kesatuan, Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW Sudah Nampak..? jangan di pahami lagi __________________________________ HU awal mula mengucap, HU nikmat awal terjalin, HU ma’nikam asal aku jadi, Muhamad aminullah nama tuhanku, Muhammad rasulullah nama nyawaku, Muhammadiah nama hambaku, Wujud-berwujud wujud Allah __________________________________ MUHAMMAD …. – MIM = Wal Mim ul awwalu yadullu nara siha HA = Wal Ha ul yadullu ala dzohiri MIM = Wal Mim us tsani yadullu ala surati DAL = Wad Dallu yadullu ala qoda mihi __________________________________ HU …… Awal nabi kita Muhammad SAW atau yang LAISA mengucapKan nama “ALLAH” – ALIF = ibarat Dzat kepada nabi kita, itulah Rahasia yang tersirat bernama Muhammad Aminullah – LAM AWAL = ibarat Sifat kepada nabi kita, itulah Nyawa yang bernama Muhammad Rasulullah – LAM AKHIR = ibarat Asma kepada nabi kita, itulah Hati yang bernama Muhammad Nurani – HA = ibarat Af’al kepada nabi kita, itulah Rupa yang bernama Muhammad Jasmani __________________________________ Pandanglah ke dalam.. Kembalikan.. Tidak lain satu kesatuan adanya.. Apa jua pun… Karena, Dzat Allah gaib pada alam Ruh, Sifat Allah gaib pada alam Misal, Asma Allah gaib pada alam Ajsam, Af’al Allah gaib pada alam Insan __________________________________ Dan, Dzat Allah pada alam Ruh bernama Nur, Sifat Allah pada alam Misal bernama Ke-dzahiran, Asma Allah pada alam Ajsam bernama Mu-dzahir, Af’al Allah pada alam Insan bernama Manusia __________________________________ Ingatlah.!! – Kesemuanya tiada bercerai dari pada asal.. Maujud-lah Dzat-Sifat-Asma-Af’al, itulah MUHAMMAD, Kuasa sendirnya, Wujudnya Makrifat, Lakunya Suci, Jalannya SEMPURNA, Tempatnya halus, Sifatnya Syukur, __________________________________ Hendaklah jangan perkataan ini diasa-asakan lagi, Jangan pula tanyakan pada sembarang orang, Belajarlah pada ahlinya agar bertambah IMAN di dada dan SEMPURNA ilmunya. __________________________________ Nafsiah, Salbiyah, Ma’ani, Ma’nawiyah, Jalal, Jamal, Kohar dan Kamal, itulah adanya kesempurnaan Sifat 20, Itulah yang sebenar-benarnya menerangkan tentang ke-LAISA-an diri nabi kita Rasulullah SAW, yaitu diri HU’ __________________________________ 20 Sifat dipecah menjadi satu, 19 Sembilan belas Sifat kepunyaan Haq Tuan Nabi SAW yang LAISA, tajjalinya Dzat Hua jibul ujud bernama Allah yang sebenarnya Nur Muhammad SAW jua pelakunya. __________________________________ 1 satu tersedia pada diri kita yaitu ujud ada mustahil tidak ada, maksudnya adanya nafas kita yaitu ALIFULLAH yang tesedia pada diri seluruh manusia __________________________________ Takbiratul Ihram, adalah saat dimana kita memesrakan nama Nabi kita Muhammad SAW yang di dalam diri, yang meliputi seluruh tubuh kita, bernama yang hidup tiada lain Dzat Hayyun, yaitu nafas yang keluar masuk, Dari Sifat 20, himpun sifat Salbiyah, diperkecil menjadi sifat Ma’ani atau sifat 7, kembali sifat 7 waktu mesranya menjadi empat nasab saja yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, pengrasa Pendengaran nur, penciuman nur, penglihatan nur, pengrasa nur himpun menjadi SATU RAHASIA semua, Himpun lagi terakhir ujud ada mustahil tiada __________________________________ Setiap orang sudah berada pada jalurnya, dan setiap jalur menurut pandagan orang tersebut adalah benar, ini tidak berbicara salah dan benar, karena setiap orang pasti akan memandang lurus pada jalur yang di laluinya. __________________________________ Adanya jalur karena adanya kehidupan, berpeganglah kepada hidupmu, hidup itulah Nyawa, Nyawa itulah MUHAMMAD, jangan engkau ragu dengan jalurmu. __________________________________ LA ILAHA ILLA ALLAH LA = Hidup ILAHA = Ruh ILLA = Nafas ALLAH = Nyawa – Inilah peganganmu, Jangan cari lagi. “SALAAM” Padaumumnya huruf lam itu sendiri di baca tarqiq kecuali pada lafadz allah atau pada lafadz lam jalalah. Lam yang terdapat dalam lazull jalalah dinamakan lam jalalah. Dani ini sering disebut pula dengan huruf alif washal. Hukum bacaan tersebut berlaku jika nun atau tanwin bertemu huruf berikut lam dan ra. Cara mengucapkannya ialah dengan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMADAPUN YANG DINAMAKAN DINDING ASAL DIRI’ ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT DIBAWAH INIAKU ALIF ALLAH. MASUKKU KEPADA LAM JALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.———PERPINDAHAN KEDUDUKAN NYAWA DITIAP-TIAP WAKTUSHUBUH berada di SULBI Nabinya ADAM Warnanya berada di PUSAT Nabinya IBRAHIM warnanya berada di JANTUNG Nabinya YUSUF warna berada di DADA Nabinya ISA warnanya berada di OTAK Nabinya MUSA Warnanya DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMABAITULLAH, HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHASIA kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas dengan HU, hakikat kita AKU masuk kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF Tatkala kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA – LAM Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA Yaitu sampai salam jangan lupa;ZAT – ALIF SIFAT – LAM ASMA – LAM AF’AL – HALA ILAHA ILLA ALLAHAdapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYA kepada kita. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita. Adapun LAM AKHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita. Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH. Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan – MA’RIFAT SIFAT – HAKIKAT ASMA – THARIKAT AF’AL – SYARIATAdapun ZATnya Adapun SIFATnya Adapun ASMAnya Adapun AF’ALnyaNyata kepada nyata kepada nyata kepada nyata kepadaMA’RIFAT. HAKIKAT. THARIKAT. SYARIAT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN. Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN. Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN. Adapun MA’RIFAT nyata kepada kelakuan FUAD INSAN. Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah SIFAT ASMA AF’ALMA’RIFAT HAKIKAT THARIKAT SYARIATRAHASIA NYAWA HATI TUBUHMIM HA MIM DAL Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi Visit Sufipedia Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Visit Donasi Paseban Jati Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Kitab Barencong - Dinding Asal Diri 19. Jika menurut Anda Kitab Barencong - Dinding Asal Diri 19 bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih. Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.
Langsungke konten utama Cari Blog Ini Privat Ngaji Cibubur l Maulkims Official Store l Maulkims Official WA/Call 081520403903 Cara Membaca Lafadz Allah (Lam Jalalah) Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Aplikasi Lainnya - Maret 14, 2018 Ada dua cara membaca lafadz Allah : 1. Dibaca Tafkhim (Tebal)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM AL–FATEHAH>> Adapun yang dinamakan FAHAM AL-FATIHAH, itu sebagai berikut ALHAMDULILLAH Ertinya, Ya Muhammad, sembahyangmu itu aku jua memuji diriku. RABBIL–ALAMIN Ertinya, Ya Muhammad, aku tahu zahir bathinmu. ARRAHMANIRRAHIM Ertinya, Ya Muhammad, yang membaca fatehah itu, aku jua memuji diriku. MALIKIYYAUMIDDIN Ertinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti pekerjaanku, kerana engkau tiada lain Aku. IYAKANA’BUDU WAIYYA–KANASTAIN Ertinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku dan yang ghaib Aku jua. IHDINASSYIRATAL Ertinya, Ya Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku MUSTAQIM hanya engkau jua. SYIRATALLAZINA AN’AMTAALAIHIM Ertinya, Ya Muhammad, sesungguhnya keranamu sekalian yang ada. GHAIRILMAGDHUBI’ALAIHIM Ertinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih padamu dan Sekalian umatmu. Aku mengatakan Rahsiaku padamu, dan engkau Katakan rahsiamu pada sekalian umatmu. WALADHOLLIN Ertinya, Ya Muhammad, jika tiada engkau kekasihku, maka tiada RahsiaKU sekaliannya padamu. AMIN Ertinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahsiaku, Allah nama bagi zat Tuhan yang qadim DINDING ASAL DIRI>> Adapun yang dinamakan “Dinding Asal Diri” itu adalah seperti disebut dibawah ini AKU ALIF ALLAH. MASUKKU KEPADA LAM DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH. ——— Perpindahan kedudukan nyawa pada waktu SUBUH —berada di SULBI, Nabinya ADAM, Warnanya PUTIH. ZOHOR —berada di PUSAT, Nabinya IBRAHIM, warnanya KUNING. ASAR —berada di JANTUNG, Nabinya YUSUF, warna MERAH. MAGHRIB —berada di DADA, Nabinya ISA warnanya BIRU. ISYA —berada di OTAK, Nabinya MUSA Warnanya HITAM. UNTUK DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMA “BAITULLAH, HU ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHSIA ALLAH”. Caranya Ketika kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, tarik nafas dengan HU, hakikat kita AKU masuk kedalam. Tatkala kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF Tatkala kita RUKU’ ingat SIFAT – SIFAT Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA’ – LAM Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA Sampai salam jangan lupa ; ZAT – ALIF LA SIFAT – LAM ILAHA ASMA’ – LAM ILLA AF’AL – HA ALLAH Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahsia kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYA kepada kita. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita. Adapun LAM AKHIR itu ibarat ASMA’ ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita. Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH. Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat. ZAT – MA’RIFAT—Adapun ZATnya nyata kepada MA’RIFAT SIFAT – HAKIKAT—Adapun SIFATnya nyata kepada HAKIKAT ASMA’ – THARIKAT—Adapun ASMA’nya nyata kepada THARIKAT AFA’AL – SYARIAT—Adapun AFA’ALnya nyata kepada SYARI’AT —Adapun SYARI’AT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN. —Adapun THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN. —Adapun HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN. —Adapun MA’RIFAT nyata kepada kelakuan FU’AD INSAN. Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini. Zat – Ma’rifat – Rahsia – MIM Sifat – Hakikat – Nyawa – HA Asma’ – Tharikat – Hati – MIM Afa’al – Syari’at – Tubuh – DAL Adapun asal tubuh lembaga terdiri dari 4 empat nasar ialah TANAH AIR ANGIN API Kesemuanya ini daripada NUR MUHAMMAD Muhammad Al–qur’an. Adapun asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara BAPA – Urat Besar – Urat Kecil – Tulang – Otak IBU – Rambut – Kulit – Daging – Darah TUHAN – Pengelihatan – Pendengaran – Rasa – Penciuman – Nyawa Ketiga perkara ini jumlahnya 13 tigabelas dan ini terhimpun dalam rukun 13 tigabelas – Rukun Sembahyang -Hadist. AL-FATEHAH PADA DIRI Bismillah – Kepala kita. Arrahman – Mata kita. Arrahim – Antara kedua mata kita. Alhamdulillah – Muka kita. Rabbil’alamin – Telinga kanan kita. Arrahman – Telinga kiri kita. Arrahim – Tangan kanan dan kiri. Malikiyyaumiddin – Belakang kita. Iyyakana’budu – Kulipak kulit kita. Waiyyakanasta’in – Dada kita. Ihdinasyiratal mustaqim – Urat lidah kita. Syiratllazina an’amtaalaihim – Pusat kita. Ghoirilmagdhu bialaihim – Empedu kita, Hati kita. Waladdallin – Hati kura paru – paru kita. Amin – Jantung kita. _________________________________ PECAHAN PADA YANG EMPAT SYARI’AT – syariat tubuh – Afa’al Allah – Diri Terperiksa – Syariat – Ilmu Yakin THARIKAT – Tharikat Hati – Asma Allah – Diri Terperi – Tharikat Ainul Yakin HAKIKAT – Hakikat Roh – Diri Tajalli – Hakikat Hakkul Yakin MA’RIFAT – Rahsia Zat Allah – Diri Tajalli – Ma’rifat – Kamalul Yakin ________________________________ PECAHAN LA ILAHA ILLA ALLAH LAILAHAILLALLAH LA Jasmani, yakni syari’at tubuh Syari’at itu perbuatan – Jalla. ILAHA Rohani, yakni tharikat hati Tharikat itu kataku – Jamal. ILLA Hakikat nyawa Hakikat itu kediamanku – Qahar . ALLAH Ma’rifat atau rahsia Ma’rifat itu rahasiaku – Kamal. LA Menjadi ALHAMDU atau ZAT Hayat. ____________________________ Apabila kita hendak mancari/mengenal diri, maka hendaknya terlebih dahulu kita ketahui/kita kenal akan RAHSIA NUR MUHAMMAD kerana rahsia Nur Muhammad itulah sebenar-benar diri. RAHSIA NUR MUHAMMAD>> Adapun yang bernama diri itu terbahagi 2 dua bahagian, pertama diri yang lahir, kedua diri yang batin. Adapun yang lahir berasal daripada ANAMIR ADAM yakni 4 empat perkara API —ANGIN—AIR—BUMI Adapun API itu terbit daripada yang batin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi RAHSIA, hurufnya DARAH pada kita. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang batin berhuruf LAM AWAL, bernama SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita. Adapun AIR itu terbit daripada yang batin berhuruf LAM AKHIR, bernama ASMA’ menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita. Adapun BUMI itu terbit daripada yang batin berhuruf HA, bernama AFA’AL menjadi KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita. Jadi jika demikian Diri kita yang zahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita yang batin jua, yang berhuruf atau berkalimah ALLAH, dan jangan kiranya kita syak dan waham lagi. Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf atau berkalimat ALLAH itu, bagaimana hendaknya supaya jangan sampai tersalah sangka. Kemudian sesudah kita ketahui diri yang zahir itu, hendaknya kita ketahui pula diri yang batin, siapa dan yang mana. Kerana diri yang batin itulah yang mengenal Tuhannya, seperti sabda Nabi Muhammad “MAN ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA RABBAHU” Ertinya, barang siapa yang mengenal akan dirinya, maka kenal akan Tuhannya. Tetapi sebelum kita mengenal diri yang batin, maka hendaknya lebih dahulu diri kita yang zahir itu, yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada mati, seperti firman Allah didalam Qur’an ; “ANTAL MAUTU QOBBAL MAUTU” Ertinya engkau matikan dirimu sebelum kamu mati. Maka jikalau sudah kita matikan diri kita yang zahir, barulah nyata diri kita yang batin, yang bernama sebenar-benarnya diri. Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya pertama manafikan hurufnya ALIF–LAM–LAM–HA. ALIF – ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD. LAM – LILLAHISSAMAWATIWAL ARD. LAM – LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD. HA – HUWAL AWALU WAL AKHIRU WAL ZAHIRU WAL BATINU. Jadi kalau diri kita yang zahir itu nyata sudah FANA’, ertinya berkali-kali tiada mempunyai apa lagi, seperti kata lafaz “ MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN “ Ertinya Daripada tiada menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada. Jadi maksudnya kita ini diri kita yang zahir ini sudah fana’ kepada diri yang batin, ertinya yang zahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa-apa lagi, dan tiada boleh dikatakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang batin jua, ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah didalam hadist qudsi “CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI“, Ertinya ; Kujadikan engkau keranaku ya Muhammad. Jadi jelaslah bahawa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang batin, dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi, kerana MUHAMMAD itulah yang ada mempunyai TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHSIA. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM JITSIH yakni THARIKAT. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT. Adapun RAHSIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT. Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal TUHANNYA, tetapi belum lagi MUHAMMAD boleh mengenal Tuhannya, jika belum lagi fana’ TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHSIANYA, ZATNYA, SIFATNYA, ASMA’NYA dan AFA’ALNYA. Seperti firman Allah didalam Qur’an “QUL HUALLAHU AHAD” Ertinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad, bahawasanya Allah Ta’ala ESA. ESA pada ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMA’NYA, dan ESA pada AFA’ALNYA. Dan lagi firman Allah didalam Al – Qur’an “ WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU “ Ertinya, serahkan dirimu Ya Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati. Maka keterangan MUHAMMAD meng-Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti tersebut dibawah ini, dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini. Adapun BATIN MUHAMMAD, ZAT kepada Allah, RAHSIA kepada hamba. Adapun AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba. Adapun AKHIR MUHAMMAD, ASMA’ kepada Allah, HATI kepada hamba. Adapun ZAHIR MUHAMMAD, AFA’AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba. Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan disangka bahawa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah kerana kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi. Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua kerana tubuh fana’ kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Afa’alnya, yakni Allah jua, seperti firman Allah “HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU” Ertinya ia jua Tuhan yang awal, tiada baginya berpermulaan dan ia jua akhir yang tiada baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Batin. Jadi Muhammad itu hanya sekadar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang lebih menentukan bahawasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekadar nama jua, adalah seperti tersebut dibawah ini Seperti yang dikatakan RAHSIA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “Qala” iaitu ; “WUJUD, QIDAM, BAQA’, MUKHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH”. Adapun yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ILAHA” iaitu ; SAMA’, BASAR, QALAM, SA’MI’UN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN. Adapun yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ILLA” iaitu ; QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT. Adapun yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu, yang sebenar-benarnya tiada lain daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ALLAH” iaitu ; QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJA’UN, WAHDANIAT. Jadi yang bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua, iaitu SIFAT KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah yang dinamakan KALIMAH TAUHID yang mulia yaitu LAILAHAILLALLAH ertinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiada yang terkemudian Ya MUHAMMAD. Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT. Adapun kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi dua bahagian LA ILAHA. ILLA ALLAH. Adapun LA ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang tiada kekurangannya, iaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih berkehendak, iaitu Muhammad. Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA’ALA dan yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar mampu menjadi TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Ertinya, Rahsianya oleh Allah Ta’ala, kerana Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul wujud dan mutlak, yakni BATIN MUHAMMAD. TA’ALA itu adalah nama bagi SIFAT, yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATIN MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid ertinya Kalimah ESA. Iaitu LAILAHAILLALLAH Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar tempar perhimpunan segala RAHSIA, segala ROH, segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA, segala ISLAM, segala IMAN, segala TAUHID dan MA’RIFAT, yang kesemuanya terhimpun didalam kalimah yang mulia ini. Dan hendaklah diamalkan supaya mahir, seperti “JAUMUN RASA JAUMUL MESRA”. Ertinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Kerana diwaktu itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita. Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkan Kalimah yang mulia ini. Kerana sudah tahu betul dan terang betul bahawasanya kita ini tiada mempunyai sesuatu. Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita, kerana apabila dikatakan yang berkata-kata ini adalah kita, bermakna Tuhan fana’ kepada kita bukan kita fana’ kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana’ kepada Tuhan ALLAH. __________________________________ NIAT>> Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun lafaz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal keduanya. Adapun niat Arifiyah itu ialah menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir, maka dimulai niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan terkemudian. Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua, kerana niat Arifiyah itu 3 tiga darjat didalamnya iaitu DUNI, ertinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia. WASTA’I, ertinya yang sempurna. QAAWI, ertinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna, iaitu niat Nabi-Nabi dan Wali-Wali yang memakainya. Seterusnya>>Pecahan Tauhid Sebelumnya<< Khalik Dan Makhluk LamJalalah dapat diartikan sebagai huruf lam yang terdapat pada lafadz Allah. Pada umumnya huruf Lam itu sendiri di baca Tarqiq, kecuali pada lafadz Allah atau pada lafadz Lam Jalalah. Adapun cara membaca lafadz Allah (اللة) atau Lam Jalalah dalam Hukum Tajwid itu ada dua macam, yakni Taghlizh/Tafkhim dan Tarqig. Beliaubersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. . 177 395 44 337 476 395 451 2

aku alif allah masukku kepada lam jalalah